Sebagian besar masyarakat di Desa Cidadap, Kecamatan Pagaden barat, kabupaten Subang bergantung kepada usahatani padi, sayuran dataran rendah, dan usaha ternak domba. Seperti halnya di beberapa desa sekitarnya, sebagian masyarakat Desa Cidadap juga mengusahakan budidaya jamur merang. Dalam budidaya jamur ini, mereka memanfaatkan limbah tanaman padi, yaitu jerami (merang), sebagai media penumbuhan jamur. Walaupun berdasarkan hasil perhitungan analisis usahatani usaha jamur merang ini cukup menguntungkan, namun belum banyak masyarakat yang mengusahakannya, Pada awal pelaksanaan kegiatan BLK Lembang tahun 2006 di desa ini, jumlah kumbung (bangunan untuk budidaya jamur merang) hanya ada 4 buah. Jumlah tersebut terlalu sedikit dibandingkan dengan potensi yang mestinya dapat dikembangkan. Setelah ditelisik lebih jauh, salah satu penyebab kurang berkembangnya budidaya jamur merang di sini adalah terlalu dominannya peran pedagang pengumpul (masyarakat setempat menyebut'bandar') dalam menentukan harga jual jamur merang. Dominasi peran bandar ini semakin kuat karena dalam perkembangannya petani jamur merang juga mengandalkan biaya usaha jamur merangnya (utamanya untuk pembuatan kumbung, bibit jamur, dedak, dan kapuk) dari bandar. Masalah lain yang dikeluhkan oleh petani jamur merang adalah kualitas bibit jamur merang yang rendah, sehingga produktivitas yang dihasilkan juga rendah. Menyadari bahwa usaha budidaya jamur merang dapat dijadikan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga petani, melalui kegiatan BLK Lembang telah diintroduksi beberapa inovasi, seperti pembenahan kelembagaan pengelolaan usaha jamur merang, teknik budidaya jamur merang (termasuk perbaikan media tanam), dan pemumian bibit jamur merang. Hasil dari introduksi inovasi tersebut temyata cukup menggembirakan, yang salah satunya diindikasikan (ditunjukkan) oleh meningkatnya rata-rata produksi jamur merang per kumbung per musim tanam di Desa Cidadap menjadi sekitar 250 kg (sebelumnya hanya sekitar 150 kg per kumbung permusim tanam). Kondisi tersebut telah mendorong gairah masyarakat untuk kembali mengembangkan usaha jamur merang. Peningkatan gairah masyarakat terlihat dari peningkatan jumlah kumbung dari 4 buah pada tahun 2006 menjadi 10 buah pada tahun 2007, dan pada tahun 2008 bertambah lagi menjadi 30 buah. Dari 30 kumbung yang ada saat ini telah dapat dihasilkan jamur merang sekitar 4,5 ton per bulan dengan harga sekitar Rp. 19.000 – Rp. 20.000 per kg.